Loncang, atau yang lebih dikenal sebagai daun bawang, adalah salah satu tanaman sayuran dari keluarga bawang-bawangan (Allium) yang sering digunakan sebagai pelengkap berbagai masakan. Tanaman ini memiliki aroma khas dan rasa yang sedikit pedas, sehingga banyak digunakan dalam kuliner Indonesia, mulai dari sop, mie ayam, hingga martabak. Di Desa Pulosaren, loncang menjadi komoditas utama karena mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani sayur. Lingkungan dan kondisi tanah yang subur di desa ini sangat mendukung pertumbuhan loncang, sehingga hasil panennya berkualitas tinggi. Berbeda dari Loncang pada umumnya Loncang yang ada di Desa Pulosaren ini berukuran besar, lebih segar, memiliki aroma yang khas, dan metode budidaya yang ramah lingkungan. Selain untuk di jadikan bahan makanan, Desa Pulosaren juga membudidayakan bibit untuk tanaman Loncang.
Masa tanam loncang di Desa Pulosaren berkisar antara 80 hingga 100 hari sebelum siap untuk dipanen. Selama masa tanam, petani harus merawat tanaman ini dengan baik, termasuk memberikan pupuk yang cukup serta menjaga dari hama dan penyakit agar hasil panen tetap optimal. Setelah panen, loncang biasanya dijual langsung kepada pengepul yang bertindak sebagai perantara sebelum produk sampai ke pasar yang lebih luas.
Pengepul kemudian mendistribusikan loncang ke berbagai daerah, seperti Jakarta, Semarang, Purwokerto, Yogyakarta, dan kota-kota besar lainnya. Dengan jaringan distribusi yang luas, loncang dari Desa Pulosaren dapat menjangkau pasar yang lebih besar dan meningkatkan kesejahteraan para petani. Proses distribusi ini juga memastikan loncang tetap segar hingga sampai ke tangan konsumen, sehingga kualitasnya tetap terjaga. Berkat peran para petani dan pengepul, loncang dari Desa Pulosaren terus menjadi salah satu komoditas andalan yang menopang perekonomian desa.
Ditulis oleh Wyna Arwijulyarti dari Tim I KKN Universitas Diponegoro 2025